Kamis, 14 Mei 2015

ASUHAN MASA NIFAS MERUMUSKAN DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL “GANGUAN BAB”



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Masa nifas akan menyebabkan terjadinya perubahan - perubahan pada organ reproduksi. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan yaitu setelah kelahiran plasenta selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. Pada masa ini seorang bidan  harus tetap memberikan asuhan kebidanan yang menyeluruh baik pada ibu maupun bayinya sesuai dengan langkah dalam manajemen  kebidanan  mengingat angka morbilitas dan mortalitas ibu dan bayi yang masih sangat tinggi di masa postpartum ini.
Proses manajemen kebidanan diawali dari mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan. Berasal dari data-data dasar tersebut baik subjektif maupun objektif dilakukan interpretasi kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus.
Pada masalah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasaran rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan akan di lakukan pencegahan. Sambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial benar-benar terjadi.


1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas :
1.      Pengertian diagnosa?
2.      Pengertian gangguan BAB dan penatalaksanaannya?
1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas :
1.      Agar mengetahui tentang pengertian diagnosa.
2.      Agar mengetahui gangguan BAB dan penatalaksanaannya.





BAB II

PEMBAHASAN



2.1    Diagnosa


Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang terdiri dari diakui dan telah disyahkan oleh profesi,  berhubungan langsung dengan praktek kebidanan, memiliki ciri khas kebidanan, didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan dan dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Rumusan diagnosa dan  masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori standar nomenklatur diagnosa kebidanan tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa takut.
Dalam asuhan kebidanan, kata “masalah” dan “diagnosa”, keduanya dipakai karena beberapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosa,  tetapi tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap diagnosanya. Selama pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas, biasanya bidan akan menemukan suatu kondisi dari pasien melalui proses pengkajian yang membutuhkan suatu pelaksanaan tertentu.

2.2    Gangguan BAB dan Penatalaksanaannya
Defekasi atau buang air besar
Defekasi atau buang air besar harus ada dalam 3-4 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul koprotestase hingga skibala tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris. Lakukan diet teratur, cukup cairan, konsumsi makanan berserat, olahraga, berikan obat rangsangan per oral atau per rektal atau lakukan klisma bilamana perlu. (marmi;184;2012).

Sebagian besar ibu takut untuk BAB karena nyeri perineum dan juga adanya penekanan waktu persalinan sehingga biasanya BAB tertunda 2-3 hari. Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa nifas, namun kebanyakan kasus sembuh secara spontan. Untuk membantu ibu mencegah konstipasi anjurkan ibu untuk tinggi makanan berserat dan buah-buahan, memperbanyak minum minimal 3 liter perhari.
Wanita yang menderita hemoroid selama kehamilan sering mengeluh bahwa mereka lebih merasakan nyeri pada masa postpartum. 1 dari 20 wanita mengalami hemoroid untuk pertama kali sewaktu melahirkan tetapi kebanyakan kasus akan hilang dalam waktu dua atau tiga minggu.
Faktor-faktor yang menyebabkan BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari sebagai berikut :
1.       Enema pre persalinan
2.       Ketakutan akan rasas sakit, takut jahitan terbuka, atau karena adanya haemoroid/ wasir
3.       Kerja usus cendrung melambat setelah melahirkan
4.       Diet cairan, obat-obatan analgesik selama persalinan

Anjurkan ibu untuk :
1.      Melakukan kembali kegiatan makan
2.      Asupan cairan yang adekuat dan diet tinggi serat. Faktordiit memegang peranan penting dalam memulihkan faal usus
3.      Ambulasi dini secara teratur (Menurut Huliana, Mellyna, 2003, Perawatan Ibu Pasca Melahirkan)
Pemberian obat-obatan untuk pengaturan kerja usus kerap kali bermanfaat pola penanganan yang khas jika belum bekerja dengan baik pada hari 2-3 post partum.
1.      Malam kedua          = agarol / emilk of magnesia 15 ml
2.      Malam ketiga          = tablet colocyl
3.      Hari ke empat          = suppositana gliverin / sedikit enema (pil yang dibuat dari bahan yang mudah mencari dan mengandung obat-obatan untuk dimasukkan ke dalam liang anus) ini penting untuk menghindarkan gangguan pada kontraksi uterus yang dapat menghambat pengeluaran cairan vagina 9menurut Farrer, Helen, 1999, Perawatan Maternitas).
BAB disebabkan karena motilitas usus berkurang selama paersalinan, obat anastesi, dan mungkin ibu takut karena sakit atau merusak jahitan.
Asuhan yang dilakukan yaitu: 
1.      Memperbanyak minum, minimal 3 liter perhari.
2.      Meningkatkan makanan yang berserat, seperti buah-buahan.
3.      Biasakan BAB tepat waktu, saat pertama kali ada dorongan untuk BAB.
4.      Kalau perlu pemberian laksatif untuk melunakkan feses

























BAB III

PENUTUP



3.1 Kesimpulan
Defekasi atau buang air besar harus ada dalam 3-4 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul koprotestase hingga skibala tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris. Lakukan diet teratur, cukup cairan, konsumsi makanan berserat, olahraga, berikan obat rangsangan per oral atau per rektal atau lakukan klisma bilamana perlu. (marmi;184;2012).
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang terdiri dari diakui dan telah disyahkan oleh profesi,  berhubungan langsung dengan praktek kebidanan, memiliki ciri khas kebidanan, didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan dan dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.

3.2 Saran
Demikianlah pembahasan materi dari kami, kami menyadari masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami  mengharap saran dari pembaca supaya kiranya kami dapat memperbaiki dalam pembuatan makalah selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI.
Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Nanny lia dwi, vivian dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Selemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar