Senin, 11 Mei 2015

SIMULASI ASKEB KOMUNITAS POST PARTUM BLUES





Di Susun Oleh: 
SISKA PURNAMASARI
B.2013152
 ( Kelas 2. D Kebidanan)



Dosen Pengajar :  Farisma Rusdiana Sari, SST



POLITEKNIK KESEHATAN PROVINSI BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
TA. 2015/2016


Materi Post Partum Blues

A.    Pengertian
Postpartum blues adalah keadaan depresi ringan dan sepintas yang umumnya terjadi dalam minggu pertama atau lebih sesudah melahirkan (Marshal, 2004). Menurut Jan Riordan dan Kathleen (2001), mendefinisikan bahwa post partum blues adalah “Kesedihan” postpartum tangisan, perubahan suasana hati yang mana lebih sering terjadi pada anak pertama dan bersifat sementara pada minggu pertama dan kedua. Dapat juga diartikan keadaan depresi secara fisik maupun psikis pada ibu yang dapat terjadi setelah beberapa hari kelahiran sampai kira-kira sebulan kemudian, Sedangkan Linda (2004), mendefinisikan postpartum blues adalah periode pendek kelabilan emosi sementara yang ditandai dengan mudah menangis, iritabilitas, rasaletih, mudah marah, cemas dan sedih biasanya terjadi menjelang akhir minggu pascapartum pertama.

B.     Gejala-gejala post partum blues
Ada beberapa gejala-gejala yang timbul pada ibu yang mengalami postpartum blues , yaitu:
1.      Cemas tanpa sebab
  1. Menangis tanpa sebab
  2. Tidak percaya diri
  3. Tidak sabar
  4. Sensitif, mudah tersinggung
  5. Merasa kurang menyangi bayinya
  6. Tidak memperhatikan penampilan dirinya
  7. Kurang menjaga kebersihan dirinya
  8. Gejala fisiknya seperti : kesulitan bernafas, ataupun perasaan yang berdebar-debar.
  9. Ibu merasakan kesedihan, kecemasan yang berlebihan
  10. Ibu merasa kurang diperhatikan oleh suami ataupun keluarga.
C.    Penyebab terjadinya Postpartum Blues
1.      Lingkungan melahirkan yang dirasakan kurang nyaman oleh si ibu.
  1. Kurangnya dukungan dari keluarga maupun suami.
  2. Sejarah keluarga atau pribadi yang mengalami gangguan psikologis.
  3. Hubungan sex yang kurang menyenangkan setelah melahirkan
  4. Tidak ada perhatian dari suami maupun keluarga
  5. Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua dimasa kanak-kanak atau remaja. Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk dirawat. 
D.    Penatalaksanaan
Penatalaksanaan disini adalah cara mengatasi gangguan psikologis pada nifas dengan postpartum blues. Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ini yaitu :
1.      Dengan cara pendekatan komunikasi teraupetik
Tujuan dari komunikasi teraupetik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
a.       Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi.
b.      Dapat memahami dirinya
c.       Dapat mendukung tindakan konstruksi
2.      Peningkatan support mental/dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan masa nifas dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase, sebagai berikut :
a.       Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu hanya pada dirinya sendiri, pengalaman selama proses persalinan sering berulang-ulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung ibu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
b.      Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah persalinan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
c.       Fase letting go, merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat.





Di kecamatan selebar desa murah rai, terdapat pasangan suami istri yang baru saja melahirkan secara SC, di karenakan panggulnya sempit. Maka bidan pun menganjurkan untuk  SC saja, dari pada beresiko jika melahirkan di BPM. Pagi itu....
Anton                  : dek, bayinya kenapa ngak di susui.
Ani                      : (sambil sedih) ngak mau mas.
Anton                  : kenapa dek,
Ani                      : pokoknya ngak mau mas.
Anton                  : dek kalo ngak di susui bagaimana dia mau cepet besar.
Ani                      : ani tu ngak bisa nyusui mas, ASI ani ngak keluar mas, ngurus ani sendiri aja ngak bisa, apa lagi ngurus bayi,
Anton                  : mas ya dek, mas ngak tau. Ya udah mas yang buatin susu formula buat anak kita.
Ani                      : terserah ( sambil sedih )
Tak lama kemudian saat sang suami masak di dapur, ani pun melamun sendiri sambil menagis di samping bayinya.
Ani                      : ( sambil menangis dan bicara sendiri) bagai mana saya bisa berkeluarga seperti yang saya inginkan, sekarang saja saya tidak bisa mengurus anak, suami, apa salah saya ya allah. Kenapa ujian ini berat sekali. Luka ini sakit sekali.
Tiba – tiba suami datang......
Anton                  : adek kenapa nagis, cerita dong sama mas.
Ani                      : (sambil sedih) ani takut mas.
Anton                  : takut kenpa dek,
Ani                      : ani ngak bisa jaga bayi kita, engak bisa ngurus suami ani sendiri,
Anton                  : kenpa ani bicara begitu,kehadiran bayi kita itu hal yang sangat terindah yang yang mas rasakan.
Ani                      : tapi ani engak bisa ngurus bayi ani seperti orang lain.
Anton                  : mas kan ada sayang, untuk sebulan ini mas kan cuti, jadi mas bisa jaga bayi kita, masak dan ngurusin rumah.
Ani                      : tapi ani tidak sempurna mas.
Anton                  : jagan bicara seperti itu dek, setelah istri melahirkan, di sini tanggung jawab suami adek.
Ani                      : ( sedih ) ya sudahlah mas, ani masih khawatir.
Malam hari anton pun menelfon orang tuanya untuk ke rumah menemani sang istri...
Anton                  : assallamuallaikum,
Ayah                    : waalaikumsallam, kenpa ton malam – malam menelfon.
Anton                  : begini pak, besok bapak dan ibu bisa ke rumah ngak pak,
Ayah                    : memang kenapa ton,
Anton                  : soalnya ani sepertinya sedih pak. Dia butuh perhatian lebih, siapa tahu bapak dan ibu bisa membantu.
Ayah                    : ya sudah besok bapak ke rumah kamu.
Anton                  : iya pak, terima kasih pak.
Keesokan harinya ayah dan ibu anton sampai di rumah anton.
Ibu                       : assalamuallaikum, anton,,,
Anton                  : waalaikumsallam, eh ibu, bapak datang.
Ibu                       : gimana istri dan bayimu.
Anton                  : sehat sih bu, tapi ani sedih terus. Anton khawatir.
Ayah                    : ya sudah biyar ibu mu yang bicara dengan ani. Ayah main catur dengan anton saja.
Ibu                       : bapak ini, Cuma ngantar ibu saja,
Ayah                    : ( sambil senyum ) tidak apa – apa lah bu.
Ibu anton pun masuk ke kamar ani...
Ibu                       : hay ani sayang,
Ani                      : eh ibu, tumben pagi – pagi sudah sampi sini.
Ibu                       : ibu mau jenguk kamu dan cucu ibu.
Ani                      : ini cucu ibu,
Ibu                       : cantik ya seperti kamu, coba lihat, iya kan.
Ani                      : ibu bisa aja.
Ibu                       : eh, itu nasinya kenapa ngak di makan ani, wajah kamu juga lesu seperti itu.
Ani                      : nagk papa bu, ani nagk lapar kok.
Ibu                       : kamu bohong sama ibu, kamu pikir ibu dulu nagak ngrasain kayak kamu.
Ani                      : memang ibu dulu seperti ani.
Ibu                       :ya, kurang lebih seperti itu, ibu nagk mau makan, nangis terus, mana sakit. Tapi ibu sadar kalo ibu seperti itu terus ibu engak bakal sembuh, anak pasti engak sehat. Mulai dari situ ibu semangat menjalankan semua tantangan.
Ani                      : makasih ya bu, ibu udah memotifasi ani
Ibu                       : sebagai ibu, wajar ibu memberikan contoh yang baik. Kamu jang lupa makan ya, kasih suami kamu udah masakin kamu, eh kamu ngak makan.
Ani                      : di situ ani merasa sedih bu, ani juga ngak bisa ngerawat suami, suami ani yang masakin ani.
Ibu                       : loh, suami itu wajar kalo membantu sang istri, apa lagi seorang istri yang habis melahirkan, suami itu wajib membantu.
Ani                      : jadi engak salah ya bu, kan kasihan.
Ibu                       : engak papa lo, itu juga bukan salah kamu, itu sudah kewajiban suami untuk membantu, mengerti ani. Jadi kamu jagan mikir yang macem – macem. Kamu fokus jaga bayo kamu, dan makan biyar ada tenaga dan cepat sembuh.
Ani                      : iya bu, ( masih sedikit sedih )
Ibu                       : ibu keluar dulu ya.
Ibu anton pun keluar, dan bicara dengan anton,
Ibu                       : ton, bawa istrimu konsul dengan bidan, ada kan bidan dekat sini.
Anton                  : ada bu, kenapa di bawa ke tempat bidan bu.
Ibu                       : biyar bidan memotifasi ani, siapa tau kalo bu bidan yang bicara mau di dengerin.
Anton                  : ya sudah bu, anton bawa ke tempat bidan sekarang.
Kemudian anton dan sang istri ke tempat bidan untuk konsultasi.
Anton                  : assalamuallaikuk,, bu bidan.
Bidan                   : waalaikumsallam, eh ibu ani pak anton. Silahkan masuk.
Anton                  : terima kasih bu bidan.
Bidan                   : bagaimana sehat kan.
Anton                  : sehat bu bidan.
Bidan                   : ngomong – ngomong ada yang bisa saya bantu.
Anton                  : saya mau konsultasi bu bidan.
Bidan                   : konsultasi tentang apa,
Anton                  : istri saya ngak mau makan, nagis terus.
Bidan                   : ibu ani, jaga kesehatanya ya. Jagan menyalahkan di sendiri ya.
Ani                      : iya bu bidan, saya sedih tidak bisa merawat bayi dan suami.
Bidan                   : ani jangan khawatir dan sedih seperti itu, suami ani kan sayang dengan ani, suami kamu yang tanggung jawab mengantikan posisi kamu sementara ini. Jadi pekerjan istri sementara di gantikan oleh suami. Pak anton kondisi ibu ani ini perlu di beri dukungan dari keluarga yang kuat.
Anton                  : bener itu dek. Sudah bu bidan,
Bidan                   : nah, suami ani kan mendukung. Jadi ani jangan khawatir lagi ya.
Ani                      : ani ngak bisa jadi wanita yang sempurna bu bida, ani ngak bisa memberi ASI pada bayi ani.
Bidan                   : tidak apa – apa ani, kan ada susu formula, walaumun ASI sangat baik untuk bayi. Mau bagai mana , bukan berarti kita harus sedih terus, itu sudah jalan dari yang maha kuasa, lain kali saat hamil di lakukan perawatan payudara. Ibu yang ajari kamu nanti.
Ani                      : baik bu bidan.
Anton                  : gimana dek, kamu masih cemas tidak,
Ani                      : sudah mendingan mas, ani sudah tidak takut lagi.
Anton                  : nah, seperti ini dong, semangat ya dek.
Ani                      : iya mas.
Anton                  : kalo begitu saya pamit dulu ya bu,
Bidan                   : baik, silahkan, hati – hati ya , di jaga istrinya,
Anton                  : baik bu bidan.
Setelah konsultasi ani pun merasa membaik, tidak cemas lagi. Ani muali melakukan kegiatan yang positif.

Kesimpulan        : ibu yang mengalami post partum blues itu perlu dukungan dari keluarga, suami, bidan. Keluarga dan suami sangat berperan positif dalam mengembalikan semnagt ibu. Bidan pun juga berperan dalam memberikan motifasi, dukungan kepada ibu yang mengalami post patrum blues.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar