Di Susun Oleh:
SISKA PURNAMASARI
B.2013152
( Kelas 2. D Kebidanan)
SISKA PURNAMASARI
B.2013152
( Kelas 2. D Kebidanan)
Dosen Pengajar : Farisma Rusdiana Sari, SST
POLITEKNIK KESEHATAN PROVINSI BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
TA. 2015/2016
Materi Post Partum Blues
A. Pengertian
Postpartum blues adalah
keadaan depresi ringan dan sepintas yang umumnya terjadi dalam minggu pertama
atau lebih sesudah melahirkan (Marshal, 2004). Menurut Jan Riordan dan Kathleen
(2001), mendefinisikan bahwa post partum blues adalah “Kesedihan” postpartum
tangisan, perubahan suasana hati yang mana lebih sering terjadi pada anak
pertama dan bersifat sementara pada minggu pertama dan kedua. Dapat juga
diartikan keadaan depresi secara fisik maupun psikis pada ibu yang dapat
terjadi setelah beberapa hari kelahiran sampai kira-kira sebulan kemudian, Sedangkan
Linda (2004), mendefinisikan postpartum blues adalah periode pendek kelabilan
emosi sementara yang ditandai dengan mudah menangis, iritabilitas, rasaletih,
mudah marah, cemas dan sedih biasanya terjadi menjelang akhir minggu
pascapartum pertama.
B.
Gejala-gejala post partum
blues
Ada beberapa gejala-gejala yang timbul pada ibu yang
mengalami postpartum blues , yaitu:
1.
Cemas tanpa sebab
- Menangis tanpa sebab
- Tidak percaya diri
- Tidak sabar
- Sensitif, mudah tersinggung
- Merasa kurang menyangi bayinya
- Tidak memperhatikan penampilan
dirinya
- Kurang menjaga kebersihan
dirinya
- Gejala fisiknya seperti :
kesulitan bernafas, ataupun perasaan yang berdebar-debar.
- Ibu merasakan kesedihan,
kecemasan yang berlebihan
- Ibu merasa kurang diperhatikan
oleh suami ataupun keluarga.
C.
Penyebab terjadinya
Postpartum Blues
1.
Lingkungan melahirkan yang
dirasakan kurang nyaman oleh si ibu.
- Kurangnya dukungan dari
keluarga maupun suami.
- Sejarah keluarga atau pribadi
yang mengalami gangguan psikologis.
- Hubungan sex yang kurang
menyenangkan setelah melahirkan
- Tidak ada perhatian dari suami
maupun keluarga
- Tidak mempunyai pengalaman
menjadi orang tua dimasa kanak-kanak atau remaja. Misalnya tidak mempunyai
saudara kandung untuk dirawat.
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan disini adalah cara mengatasi gangguan
psikologis pada nifas dengan postpartum blues. Ada beberapa cara untuk
mengatasi masalah ini yaitu :
1.
Dengan cara pendekatan komunikasi
teraupetik
Tujuan dari komunikasi teraupetik adalah menciptakan
hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara
:
a.
Mendorong pasien mampu meredakan
segala ketegangan emosi.
b.
Dapat memahami dirinya
c.
Dapat mendukung tindakan konstruksi
2.
Peningkatan support mental/dukungan
keluarga dalam mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan masa nifas
dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase,
sebagai berikut :
a.
Fase taking in yaitu periode
ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah
melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu hanya pada dirinya sendiri,
pengalaman selama proses persalinan sering berulang-ulang diceritakannya. Hal ini
membuat cenderung ibu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
b.
Fase taking hold yaitu periode yang
berlangsung antara 3-10 hari setelah persalinan. Pada fase ini ibu merasa
khawatir akan ketidak mampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
Pada fase ini ibu karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima
berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya
diri.
c.
Fase letting go, merupakan fase
menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung sepuluh hari
setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya
sudah meningkat.
Di kecamatan selebar desa murah rai, terdapat pasangan
suami istri yang baru saja melahirkan secara SC, di karenakan panggulnya
sempit. Maka bidan pun menganjurkan untuk
SC saja, dari pada beresiko jika melahirkan di BPM. Pagi itu....
Anton : dek, bayinya kenapa ngak di susui.
Ani :
(sambil sedih) ngak mau mas.
Anton : kenapa dek,
Ani :
pokoknya ngak mau mas.
Anton : dek kalo ngak di susui bagaimana dia mau cepet
besar.
Ani :
ani tu ngak bisa nyusui mas, ASI ani ngak keluar mas, ngurus ani sendiri aja
ngak bisa, apa lagi ngurus bayi,
Anton : mas ya dek, mas ngak tau. Ya udah mas yang buatin
susu formula buat anak kita.
Ani :
terserah ( sambil sedih )
Tak
lama kemudian saat sang suami masak di dapur, ani pun melamun sendiri sambil
menagis di samping bayinya.
Ani :
( sambil menangis dan bicara sendiri) bagai mana saya bisa berkeluarga seperti
yang saya inginkan, sekarang saja saya tidak bisa mengurus anak, suami, apa
salah saya ya allah. Kenapa ujian ini berat sekali. Luka ini sakit sekali.
Tiba – tiba suami datang......
Anton : adek kenapa nagis, cerita dong sama mas.
Ani :
(sambil sedih) ani takut mas.
Anton : takut kenpa dek,
Ani :
ani ngak bisa jaga bayi kita, engak bisa ngurus suami ani sendiri,
Anton : kenpa ani bicara begitu,kehadiran bayi kita itu
hal yang sangat terindah yang yang mas rasakan.
Ani :
tapi ani engak bisa ngurus bayi ani seperti orang lain.
Anton : mas kan ada sayang, untuk sebulan ini mas kan
cuti, jadi mas bisa jaga bayi kita, masak dan ngurusin rumah.
Ani :
tapi ani tidak sempurna mas.
Anton : jagan bicara seperti itu dek, setelah istri
melahirkan, di sini tanggung jawab suami adek.
Ani :
( sedih ) ya sudahlah mas, ani masih khawatir.
Malam
hari anton pun menelfon orang tuanya untuk ke rumah menemani sang istri...
Anton : assallamuallaikum,
Ayah : waalaikumsallam, kenpa ton malam – malam
menelfon.
Anton : begini pak, besok bapak dan ibu bisa ke rumah
ngak pak,
Ayah : memang kenapa ton,
Anton : soalnya ani sepertinya sedih pak. Dia butuh
perhatian lebih, siapa tahu bapak dan ibu bisa membantu.
Ayah : ya sudah besok bapak ke rumah kamu.
Anton : iya pak, terima kasih pak.
Keesokan harinya ayah dan ibu anton sampai di rumah
anton.
Ibu :
assalamuallaikum, anton,,,
Anton : waalaikumsallam, eh ibu, bapak datang.
Ibu :
gimana istri dan bayimu.
Anton : sehat sih bu, tapi ani sedih terus. Anton
khawatir.
Ayah : ya sudah biyar ibu mu yang bicara dengan ani.
Ayah main catur dengan anton saja.
Ibu :
bapak ini, Cuma ngantar ibu saja,
Ayah : ( sambil senyum ) tidak apa – apa lah bu.
Ibu anton pun masuk ke kamar ani...
Ibu :
hay ani sayang,
Ani :
eh ibu, tumben pagi – pagi sudah sampi sini.
Ibu :
ibu mau jenguk kamu dan cucu ibu.
Ani :
ini cucu ibu,
Ibu :
cantik ya seperti kamu, coba lihat, iya kan.
Ani :
ibu bisa aja.
Ibu : eh, itu nasinya kenapa ngak di makan ani,
wajah kamu juga lesu seperti itu.
Ani :
nagk papa bu, ani nagk lapar kok.
Ibu :
kamu bohong sama ibu, kamu pikir ibu dulu nagak ngrasain kayak kamu.
Ani :
memang ibu dulu seperti ani.
Ibu :ya,
kurang lebih seperti itu, ibu nagk mau makan, nangis terus, mana sakit. Tapi
ibu sadar kalo ibu seperti itu terus ibu engak bakal sembuh, anak pasti engak
sehat. Mulai dari situ ibu semangat menjalankan semua tantangan.
Ani :
makasih ya bu, ibu udah memotifasi ani
Ibu :
sebagai ibu, wajar ibu memberikan contoh yang baik. Kamu jang lupa makan ya,
kasih suami kamu udah masakin kamu, eh kamu ngak makan.
Ani :
di situ ani merasa sedih bu, ani juga ngak bisa ngerawat suami, suami ani yang
masakin ani.
Ibu :
loh, suami itu wajar kalo membantu sang istri, apa lagi seorang istri yang
habis melahirkan, suami itu wajib membantu.
Ani :
jadi engak salah ya bu, kan kasihan.
Ibu :
engak papa lo, itu juga bukan salah kamu, itu sudah kewajiban suami untuk
membantu, mengerti ani. Jadi kamu jagan mikir yang macem – macem. Kamu fokus
jaga bayo kamu, dan makan biyar ada tenaga dan cepat sembuh.
Ani :
iya bu, ( masih sedikit sedih )
Ibu :
ibu keluar dulu ya.
Ibu anton pun keluar, dan bicara dengan anton,
Ibu :
ton, bawa istrimu konsul dengan bidan, ada kan bidan dekat sini.
Anton : ada bu, kenapa di bawa ke tempat bidan bu.
Ibu :
biyar bidan memotifasi ani, siapa tau kalo bu bidan yang bicara mau di
dengerin.
Anton : ya sudah bu, anton bawa ke tempat bidan sekarang.
Kemudian anton dan sang istri ke tempat bidan untuk
konsultasi.
Anton : assalamuallaikuk,, bu bidan.
Bidan : waalaikumsallam, eh ibu ani pak anton. Silahkan
masuk.
Anton : terima kasih bu bidan.
Bidan : bagaimana sehat kan.
Anton : sehat bu bidan.
Bidan : ngomong – ngomong ada yang bisa saya bantu.
Anton : saya mau konsultasi bu bidan.
Bidan : konsultasi tentang apa,
Anton : istri saya ngak mau makan, nagis terus.
Bidan : ibu ani, jaga kesehatanya ya. Jagan menyalahkan
di sendiri ya.
Ani :
iya bu bidan, saya sedih tidak bisa merawat bayi dan suami.
Bidan : ani jangan khawatir dan sedih seperti itu, suami
ani kan sayang dengan ani, suami kamu yang tanggung jawab mengantikan posisi
kamu sementara ini. Jadi pekerjan istri sementara di gantikan oleh suami. Pak
anton kondisi ibu ani ini perlu di beri dukungan dari keluarga yang kuat.
Anton : bener itu dek. Sudah bu bidan,
Bidan : nah, suami ani kan mendukung. Jadi ani jangan
khawatir lagi ya.
Ani :
ani ngak bisa jadi wanita yang sempurna bu bida, ani ngak bisa memberi ASI pada
bayi ani.
Bidan : tidak apa – apa ani, kan ada susu formula,
walaumun ASI sangat baik untuk bayi. Mau bagai mana , bukan berarti kita harus
sedih terus, itu sudah jalan dari yang maha kuasa, lain kali saat hamil di
lakukan perawatan payudara. Ibu yang ajari kamu nanti.
Ani :
baik bu bidan.
Anton : gimana dek, kamu masih cemas tidak,
Ani :
sudah mendingan mas, ani sudah tidak takut lagi.
Anton : nah, seperti ini dong, semangat ya dek.
Ani :
iya mas.
Anton : kalo begitu saya pamit dulu ya bu,
Bidan : baik, silahkan, hati – hati ya , di jaga
istrinya,
Anton : baik bu bidan.
Setelah
konsultasi ani pun merasa membaik, tidak cemas lagi. Ani muali melakukan
kegiatan yang positif.
Kesimpulan : ibu
yang mengalami post partum blues itu perlu dukungan dari keluarga, suami,
bidan. Keluarga dan suami sangat berperan positif dalam mengembalikan semnagt
ibu. Bidan pun juga berperan dalam memberikan motifasi, dukungan kepada ibu
yang mengalami post patrum blues.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar