BY : SISKA PURNAMASARI
Di pulau jawa terletak sebuah desa mempunyai
adat istiadat yang sangat kental. Didesa ini dinamakan desa pekalongan, didesa
tersebut terdapat 150 kepala keluarga yang terdiri dari 50 anak – anak, 20
bayi, 8 orang ibu hamil dan lansia 40 orang serta remaja 30 orang. Didesa
pekalongan terdapat 1 SD, 1 SMP dan 1 SMA.
Didesa pekalongan terdapatlah bidan yang
bekerja disana bidan siska namanya. Bidan siska sangat prihatin dengan keadaan
didesa pekalongan tersebut. Adat istiadat yang slalu memandikan bayi yang baru
lahir, serta keadaan bayi yang selalu mengalami BBLR dikarenakan asupan nutrisi
ibu saat hamil sangatlah sedikit. Oleh karena itu, bidan siska selalu berusaha
untuk memperbaiki keadaan adat dan istiadat didesa pekalongan.
Tiga bulan kemudian bidan siska bersama
dukun membantu proses persalinan..
Santi :
huh,,, huhh,, aduh pak sakit pak...
Faisal :
iya bu sabar ni mbah sama bu bidan udah disini.
Bidan :
Baik bu, tarik napas.. iya pintar ibu, terus ibu...
Dukun :
biar saya yang mengurut perut ibu..
Bidan :
iya mbah tapi jangan terlalu keras ya mbah..
Proses persalinan terjadi dengan lancar
tetapi berat bayi 2000 gram kemudian mbah dukun langsung mengambil bayi dan
langsung dimandikan, kemudian bidan menghampiri mbah dukun,,
Bidan :
mbah, kok langsung dimandikan.. kasian bayinya mbah..
Dukun :disini
wajib bu, karena sudah turun temurun bayi lahir langsung dimandikan..
Bidan :
apa enggak kasihan mbah, bayinya Cuma 2 kg lo mbah,, trus kalau mau dimandikan
pake air hangat, dan setelah 6 jam bayi lahir mbah,,,
Dukun :
sudah biasa itu bu bidan, seluruh kampung di sini saya yang membantu melahirkan
hinga merawat bayi, dan tidak terjadi apa – apa.
Bidan :
mbah, bukan saya mau mengurui mbah, tapi sekarang itu kita harus melakukan
asuhan sayang ibu dan bayi mbah, kalo bayi ini di mandikan secepat mungkin nati
menyakitinya mabah, kedinginan ,terus pucat, bisa menyebabkan kematian mbah.
Dukun :
bu, bidan bayinya pucat sekali,
Bidan :
astafirullah halazim,, selimuti mbah, bawa ke dalam.
Dukun :
terus bagai mana ini bu bidan,
Bidan :
kita berdoa pada allah, semoga bayi ini selamat.
Dukun :
saya minta maaf ya bu bidan.
Bidan :
iya tidak apa – mbah, tapi jangan di ulangi. Kita adalah sebuah tim mbah.
Bidan pun memberi
penerangan kepada bayi kecil tersebut, dengan memakai botol yang berisi air
hangat dan dilapisi dengan kain lalu diberikan di samping bayi saat bayi
tertidur atau juga dapat menggunakan metode kangguru dan metode lampu pijar
yaitu tempat tidur bayi diberi lampu agar terjaga kehangatannya.
Bidan :
bu santi bayinya di letakkan di dada ibu ya sambil menyusui dan menjaga supaya
bayinya tidak kehilangan panasnya ya bu santi.
Santi :
kenapa harus seperti itu bu.
Bidan :
bu, kalo bayi di ketakkan di dada ibu sambil menyusui dan kulit bayi menempel
pada kulit perut ibu akan menimbulkan perasaan positif kepada anak ibu. Ada
manfaatnya kan bu. Jadi rugi kalau manfaat ini di tinggalkan. Berat bayi ibu
sangat kecil sekali ,jadi harus tetap di jaga kehangatanya.
Santi :
iya bu bidan. Lalu bayi ini harus di susui terus menerus.
Bidan :
betul sekali bu santi. Jangan di beri makanan dulu. Tapi ibu harus makan yang
banyak ,agar makanan yang ibu makan dapat di berikan ke pada bayi ibu melalui
asi.
Santi :
baik bu bidan.
Bidan :
Tetapi bila ibu susah dengan metode ini, ibu dapat menggunakan metode dengan
botol diberi air hangat lalu dibungkus dengan kain dan diberikan disamping
kanan dan kiri bayi pada saat bayi tertidur bu.
Santi :
baiklah bu bidan, terima kasih.
Bidan :
iya bu sama – sama.
Kemudian mbah dukun pun
datang membawa pisang yang sudah di canpur dengan madu.
Dukun :
san, sini anak mu saya beri makan dulu.
Santi :
iya mbah.
Dukun :
letakkan bayinya di bawah.
Bidan :
mbah, maaf sebelumnaya ya mbah,kasihan bayinya kalo harus makan mbah, di dalam
perut bayi itu masih sangat rentan mbah, cukup ibunya yang makan dan ibu bisa
memberi asinya ke pada bayinya.
Dukun :
bidan itu tau apa. Jangan membuta adat kami jadi keruh bu bidan.
Bidan :
saya tidak membuat kerusakan adat ini mbah. Bayi ini sangat mungil mabah,
pisang sama madu bisa di beri kepada ibu,mbah.
Dukun :
sudah la bu bidan, kalo bu bidan mencekal saya terus ,saya bisa usir ibu bidan.
Bidan :
maaf ya mbah, saya bukan menyinggung mbah, tapi saya mendapatkan ilmu, saya bersekolah
mabah, saya juga tau mbah sudah berpengalaman , tapi cara seperti itu sudah di
ganti dengan yang baru mbah, dengan menberi asuhan sayang ibu. Dan kalau bisa
jangan diberi makanan kecuali ASI mbah, karena alat pencernaan bayikan belum
begitu sempurna. Jadi, nanti dapat membuat bayi tidak nyaman mbah.
Dukun :
halah,, saya nagak mau membantu lagi kalian, warga sini.
Bidan :
dan kalau bisa hanya diberi ASI saja ya bu, karena ASI baik untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Disini kita adalah kader mbah, kita bisa berkeja sama.
Saling mengingatkan jika ada kesalahan.
Dukun :
saya tidak mau.
Kemudian dukun pun
marah sambil pulang ke ruamah, di perjalanan dukun bertemu denagan warga
setempat.
Masy 1 :
eh mbah dukun, gimana anak si santi.
Dukun :
sudah lahir, tapi saya mau melakukan sesuai adat kita enggak boleh.
Masy 2 :
kok ngak boleh mbah, emang siapa mbah.
Dukun :
biasa bidan yang sok tau itu,
Masy 3 :
wah enggak bisa di biarkan itu mbah.
Dukun :
saya juga berfikir yang demikian.
Masy 1 :
kalo dia masih berkuasa di desa ini kita usir aja mbah.
Dukun :
benar itu bu.
Masy 4 :
kita temui bidan sekarang mabah.
Dukun :
baiklah ayo kita ke sana. Saya sudah muak dengan bidan itu.
Masy 3 :
kita berangkat sekarang mbah.
Di rumah santi mertua
santi pun datang. Dan bidan sedang membereskan alat – alat persalinan.
Mertua :
santi ibu dengar bayi kamu kecil sekali.
Santi :
iya bu, ini santi selimutin di dada bu.
Mertua :
harus cepat – cepat di beri makan itu san, biar cepat besarnya.
Santi :
kata bu bidan tidak boleh, nanti kasihan sama bayinya mu. Ini pisang sama
madunya habis saya makan.
Mertua :
kenapa kamu nurut sama bidan itu.
Faisal :
kenapa to bu datang – datang marah gitu.
Mertua :
kamu ini nagak mendampingi istri kamu ya dari tadi.
Faisal :
ada kok bu,memang kenapa.
Mertua :
kenapa kamu ngak mencegah bidan itu supaya bayi ini makan sendiri.
Faisal :
setelah saya fikir bersama santi, saya merasa tidak ada salahnya juga bidan
menganjurkan seperti ini.
Mertua :
elah dala, apa – apa ini. Pasti warga kalo tau ini ,pasti marah sama bidan itu.
Santi :
loh bu, bidan itu benar lo bu, saya habis melahirkan lemas sekali bu, setelah
mas faisal di suruh masak sayur, dan nasi, saya memakanya saya merasa ada
tenaga baru lagi bu.
Mertua :
terserah, sak karem mu ndok. Bidanya di mana san.
Santi :
ada di belakang lagi mencuci atal – alat.
Mertua :
ibu keluar dulu mau buat teh.
Santi :
iya bu, suruh mas faisal aja bu yang buat.
Mertua :
enggak perlu san, ibu bisa kok.
Tak lama Kemudian para
warga dan tidak ketinggalan dukun pun ikut menemui bidan di rumah santi.
Masy 3 :
bidan, keluar kamu sekarang.
Masy 2 :
iya bu bidan keluar, ibu sudah melangkahinsesepuk kami di sini.
Masy 4 :
keluar bu bidan, atau kami akan memaksa ibu keluar.
Bidan :
tenang ibu – ibu dan mbah dukun.
Masy 1 :
ibu kita usir dari desa ini. Ibu sudah melanggar adat di sini.
Bidan :
tenang ibu – ibu. Saya hanya membatu supaya bayi ibu santi sehat dan selamat.
Mbah saya tidak mengurui mbah.
Tiba tiba kepala desa pun datang menghampiri
warganya sedang ribut – ribut.
Kepala desa :
ada apa ini ribut – ribut.
Masy 4 :
ini bidan merubah adat kita pak, masa mbah dukun yang sudah bertahun – tahun
kita percayai dia melawammya
Bidan :
bukan seperti itu pak, saya bisa menjelaskan kepada bapk.
Kemudian
bidan menjelaskan apa yang telah terjadi...
Kepala desa :
jadi begitu ceritanya,, baiklah saya akan menjelaskan kepada seluruh warga
desa.
Bidan :
iya pak, saya hanya membantu, menolon warga sekitar supaya tidak ada kekeliruan
lagi.
Kemudian mereka menemui para warga.
Kepala desa :
para wargaku sekalian, setelah bidan bercerita, setelah saya fikir tindakan dia
tidak ada kerugianya.
Dukun :
bohong, bapak sudah di pengaruhi sama bidan itu.
Kepala desa :
mbah, bu bidan hanya membantu, dia bicara kepada saya bahwa embah di jadikan
kader malah nak mau, apa alasanya mbah.
Dukun :
saya sudah ber tahun – tahun di desa ini, kedatangan bidan ini membuat saya
tersingkirkan.
Kepala desa :
bukan tersingkirkan mbah, mbah bisa belajar banya dengan bidan ini, tida pakai
biyaya malahan,
Dukun :
kalo itu lebih baik, baiklah pak,
Kepala desa :
baiklah para warga ku sekalian, sekarang sudah jelas, tidak ada permasalahan
lagi, tadi hanya terjadi kesalah pahaman saja,kalian boleh bubar.
Masy 4 :
baiklah pak.
Kemudian para wagra
kembali ke rumah masing – msing. Dan tidak ada kesalah pahaman lagi.
Kesimpulan
:
jadi
bayi yang baru lahir dengan keadaan premature atau kurang berat badan sebaiknya
harus dilakukan penghangatan kepada bayi, misal dengan inkubator atau metode
kangguru, dan bila didesa yaitu dengan menggunakan botol yang berisi air hangat
dan dilapisi kain kemudian diletakkan di samping kanan dan kiri bayi.
Bayi yang baru lahir sebaiknya
tidak langsung dimandikan sebab dapat membuat bayi Hipotermi badan membiru
kedinginan. Bayi yang baru lahir sebaiknya tidak diberikan makanan lain selain
ASI karena dapat mengganggu proses pencernaan bayi yang masih rentan. Sebaiknya
bayi yang baru lahir dengan berat badan kurang dari normal mendapatkan
perawatan yang khusus dan harus diberikan ASI eksklusif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar